Maret 23, 2016

SEJARAH KA`BAH II: SETELAH WAFATNYA NABI ISMAIL SAMPAI KHUZA`AH




Nabi Ismail menikah dengan seorang putri pemimpin suku Jurhum. Dari pernikahannya lahir 12 anak yang bernama: Nabit, Qidar, Adbil, Mubsim, Musymi`, Dauma, Dawam, Masa, Haddad, Tsitsa, Yathur, Nafisy. Setelah Nabi Ismail meninggal dunia pada usia 137 tahun, urusan Ka`bah diserahkan kepada anaknya bernama Nabit.
Kekuasaan Ka`bah beralih tangan kepada suku Jurhum setelah Nabit. Raja yang menguasai Ka`bah dari suku tersebut bernama Al Harits bin Madhadh. Pada masanya dia memiliki kebijakan bahwa setiap orang yang berdagang harus membayar pajak 10 persen dari barang niaga mereka. Bersamaan dengan kekuasaan Al Harits, muncul penguasa baru dari `Amaliq bernama Sumaid bin Haubar. Terjadilah peperangan di antara 2 kabilah tersebut dan akhirnya suku Jurhum memenangkan peperangan dan mengukuhkan sebagai penguasa mutlak Ka`bah.
Suku Jurhum perkuasa di Mekah selama 3 abad dan raja terakhir yang berkuasa dari mereka bernama Harits bin Madhadh Al Ashgar. Selama Jurhum berkuasa mereka menambah bangunan Ka`bah dan meninggikan lebih dari bangunan Nabi Ibrahim. Pada penguasa terakhir Jurhum telah banyak melanggar ketentuan, mereka bersikap buruk terhadap jama`ah haji dan meremehkan tanggung jawab terhadap Ka`bah. Allah mengirim adzab berupa hujan yang sangat deras dan bencana lain yang membinasakan mereka (Al Mas`udi , Muruj Adz Dzahab wa Ma`adin Al Jauhar, Jil II, Hlm. 50).

Kekuasan Ka`bah berganti kepada Iyad bin Nazzar bin Ma`d dan Mudhar. Mereka berdua saling berperang dan akhirnya dimenangkan oleh Mudhar.  Iyad kemudian menyembunyikan Hajar Aswad di dalam tanah dan perbuatan itu diketahui perempuan dari Suku Khuza`ah. Suku Khuza`ah menggunakan kesempatan tersebut, dia akan memberitahukan letak Hajar Aswad kepada Mudhar jika Suku Khuza`ah mendapatkan hak menjadi pengurus Ka`bah. Mudhar mengalah dan menyerahkan kepengurusan Ka`bah kepada Suku Khuza`ah.
Salah satu pemimpin suku Khuza`ah bernama Amr bin Lu`ay melakukan berjalanan ke Syam. Dia mengunjungi daerah Balqa` dan melihat penduduknya menyembah berhala. Amr mengira bahwa menyembah berhala merupakan kebaikan dia akhirnya meminta kepada penduduknya untuk membawa berhala ke Mekah.
Penduduk kota Bal`qa pun memberi sebuah patung bernama Hubal. Kemudian, Amru bin Lu`ay membawa patung itu ke Mekah untuk diletakkan di Ka`bah (Al Ya`qubi, Hlm. 21). Amru adalah tokoh pertama yang memulai agama paganisme di Mekah dan sekitarnya. Karena setelah itu banyak bermunculan berbagai bentuk berhala yang dibuat oleh masyarakat pada masa itu.

Nantikan tulisan sejarah Ka`bah berikutnya....

Tidak ada komentar: