Januari 17, 2012

USMAN BIN AFFAN ?

Ketika wafatnya Umar bin Khattab, para sahabat meminta beliau agar memilih pengganti sebagaimana telah dilakukan oleh Khalifah terdahulu, sehingga tidak akan terjadi perpecahan di tubuh umat Islam. Setelah mempertimbangkan usulan para sahabat, Amirul Mukminin memutuskan untuk membentuk sebuah dewan yang bertanggung jawab atas penunjukan Khalifah pengganti beliau.
Dewan yang dibentuk oleh Khalifah beranggotakan enam orang sahabat nabi yang mula-mula masuk Islam; Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf, Talhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin abi Waqos dan Zubair bin Al-Awwam. Adapun diantara enam orang anggota majlis syuro, Abdurrahman bin Auf ditunjuk sebagai ketua yang bertanggung jawab mengambil keputusan terakhir jika musyawarah diantara mereka menemui jalan buntu.
Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya terpilih dua orang calon khalifah; Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan. Abdurrahman bin Auf melakukan konsultasi kepada para sahabat nabi, veteran perang dan masyarakat luas mengenai siapa diantara dua orang calon yang paling layak diangkat menjadi khalifah ketiga pengganti Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Berdasarkan suara mayoritas Abdurrahman bin Auf menunjuk Utsman bin Affan untuk menggantikan Khalifah Umar bin Khattab.
Utsman bin Affan sebagai khalifah terpilih dihadapkan kepada sebuah perkara yang tidak bisa dianggap mudah. Kekuasaan negara Islam yang terbentang luas memerlukan perhatian yang ekstra sedangkan dirinya sudah cukup tua. Utsman bin Affan telah memasuki usia 70 tahun pada hari pelantikan sebagai khalifah.
          Khalifah yang sudah tua mendapat tantangan dari beberapa daerah yang sebelumnya tunduk dibawah kedaulatan negara Islam. Diantara daerah yang memberontak adalah Azarbaijan, Armenia dan Iskandariah. Azerbaijan adalah wilayah Persia paling Barat yang terakhir kali ditaklukan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Untuk meredam pemberontakan Azerbaijan, Khalifah Utsman bin Affan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Walid bin Uqbah. Pasukan Walid berhasil menumpas pemberontak, dan Azerbaijan kembali tunduk dibawah perjanjian damai dengan pihak Muslimin.

Untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan penduduk Armenia, Utsman bin Affan mengutus Habib bin Maslamah dengan membawa 6000 pasukan. Pasukan Islam ternyata mendapat perlawanan yang sangat keras dari penduduk Armenia yang dibantu oleh pihak Romawi. Menyadari pasukannya tidak mungkin mampu mengalahkan lawan, Habib mengirim surat kepada khalifah meminta tambahan pasukan. Walid bin Uqbah yang masih berada di Azerbaijan, daerah paling dekat ke Armenia mengirim 8000 orang bala bantuan. Dari Kufah sebanyak 6000 tentara dibawah komando Salman bin Rabiah bergabung bersama Habib di Armenia. Pasukan gabungan muslimin berhasil mengalahkan pasukan Armenia.
Sementara pemberontakan Azerbaijan dan Armenia bisa ditanggulangi, Romawi melakukan perjalanan laut menuju Iskandariah untuk merebut kembali Mesir dari tangan Islam. Sebanyak 300 kapal lengkap dengan tenaga manusianya berhasil berlabuh di Iskandariah pada tahun 25 Hijriah. Menyambut kedatangan pasukan Romawi, Amr bin Ash membawa 15.000 orang prajurit yang berhasil memukul mundur mereka sehingga Mesir menjadi aman kembali.
Selain berhasil mempertahankan wilayah kedaulatan negara Islam, khalifah Utsman bin Affan juga berhasil memperluas wilayah muslimin sampai ke Afrika Utara dari Tunisia sampai Tangier di Maroko. Pada masa pemerintahan beliau juga untuk pertama kali negara Islam memiliki armada laut yang dibentuk oleh Muawiyah bin Abi Sofyan. Aksi pertama dari armada laut Islam adalah menaklukan pulau Cyprus yang dipimpin oleh laksamana Arab pertama, Abdullah bin Qais.

Tidak ada komentar: