Dalam sebuah riwayat
disebutkan bahwa disaat orang-orang kaya dihisab,mereka melihat golongn fakir
dan miskin lewat dihadapan mereka, golongan itu melalui hisab yang sangat
cepat. Orang-oarang kaya
bertanya keheranan, Mengapa kalian begitu
cepat melewati hisab ini ? Mereka menjawab,”Kami adalah kaum yang di dunia
tidak memiliki apa-apa, lalu apa yang dihisab dari kami?
Dari abu darda ia berkata
rosulullah bersabda Sesungguhnya di
hadapan kalian akan ada ujian berat yang tidak akan ada ujian berat yang tidak
lolos darinya kecuali orang-orang yang membawa beban(harta) yang ringan.(HR.Al bazzar.dinyatakan shohih
oleh albani dalam shohih at-targhib wat tarhib no.3176)
Dari abdullah bin amru dari
nabi, Beliau bersabda pada hari kiamat kelak kalian akan berkumpul. Lalu
ditanyakan Dimanakah orang-orang fakir dan miskin dari umat ini?
Merekapun segera berdiri lalu ditanyakan
kepada mereka Apa yang dahulu kalian
kerjakan? mereka menjawab Wahai Rabb
kami sesungguhnya engkau dahulu menguji kami maka kamipun bersabar lalu engkau
mengkaruniakan harta dan kekuasaan kepada
selain kami. Allah mejawab,’’kalian
telah berkata benar. Maka merekapun dipersilahkan masuk ke surga sebelum
orang lain dipersilahkan. Sementara itu sulitnya proses hisab harus dihadapi
oleh orang-orang yang mempuyi kekuasaan.
Para sahabat bertanya dimana
orang-orang mumin pada hari itu? Rasullah menjawab, Bagi mereka disediakan kursi-kursi yang terbuat dari cahaya mereka
dinaungi oleh awan tebal dan hari itu orang-orang mumin lebih pendek dari
sesaat (1jam diwaktu siang) di waktu siang.(HR. Thabarani dan ibnu hiban
no.7542 dinyatakan hasan oleh albani dalam shohih at-targhib wat tarhib
no.3590) Meski demikian bukan berarti kedudukan orang mukmin yang miskin lebih
tinggi dari kedudukan orang mukmin yang kaya. Bisa jadi kedudukan orang mumin
yang kaya di surga lebih tinggi dari kedudukan orang orang mumin yang Miskin,
mengingat banyak amal yang saleh yang hanya mampu dikerjakan oleh orang-orang
kaya. Seperti berjihad dengan harta, bersedekah, memerdekan budak, membangun
masjid, menyantuni kaum fakir dan miskin menyantuni janda dan anak yatim atau
membiayai para pelajar ilmu agama.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist
shohih:
Dari Abu hurairah ia berkata orang-orang
fakir datang kepada Nabi. Mereka mengatakan,”orang-orang yang dikarunia kelapangan harta telah memborong
derajat-derajat yang tinggi dan kenimatan yang kekal. Mereka melaksanakan
shalat sebagaimana kami melakasankan shalat. Mereka melakukan shaum sebagaimana
kami melaksanakan shaum. Lebih dari itu mereka mempunyai kelebihan harta yang
mereka gunakan untuk menunaikan haji umrah dan berjihad dan bersedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar