Dekadensi
moral dikalangan remaja dewasa ini semakin menyedihkan, telah banyak remaja
berbuat kerusakan dan kehinaan sehingga menjadikan mereka tidak terhormat di
masyarakat. Problem ini menjadi tugas besar lembaga pendidikan yang mendapatkan
amanah UUSP untuk mencetak generasi yang berkualitas.
Tugas
berat yang diemban lembaga pendidikan ini menjadikan para pemikir pendidikan
untuk lebih serius memikirkan konsep pendidikan yang ideal untuk generasi muda
sekarang dan yang akan datang. Salah satu buah pemikiran mereka adalah
pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini pada intinya adalah proses
pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah tidak hanya pada aspek kognitif
saja, tetapi berusaha untuk menanamkan nilai pada diri peserta didik.
Kurikulum
KTSP diluncurkan sebagai implementasi pendidikan karakter yang menggantikan
kurikulum KBK. Dalam kurikulum KTSP lebih ditekankan adanya proses pembelajaran
yang menekankan pada pembentukan karakter. Untuk mengetahui keberhasilan proses
pembelajaran tersebut dibuat sistem penilaian yang bersifat menyeluruh tidak
hanya pada kognitif.
Kurikulum
KTSP telah berjalan cukup lama tetapi hasil bisa dikatakan belum maksimal. Hal
itu terbukti semakin derasnya kerusakan moral remaja terutama Bangsa Indonesia.
Kerusakan moral tidak dialami oleh para remajanya tetapi para orang tua
terutama guru ada yang terlibat berbagai kasus yang menggambarkan buruknya
akhlak mereka.
Melihat
kurang maksimalnya penerapan pendidikan karakter tersebut, muncul pertanyaan apakah
cukup hanya pendidikan karakter saja ? ?
Ada beberapa negara yang memiliki karakter yang baik sehingga menjadikan negeri mereka maju. Dan ternyata kebanyakan mereka non muslim. Ada orang-orang non muslim yang begitu rajin dan disiplin dalam berbuat baik antar sesama dan ada juga pemimpin non muslim yang tidak pernah berbuat korupsi. Apakah mereka semua adalah orang-orang yang sudah baik ???
Ada beberapa negara yang memiliki karakter yang baik sehingga menjadikan negeri mereka maju. Dan ternyata kebanyakan mereka non muslim. Ada orang-orang non muslim yang begitu rajin dan disiplin dalam berbuat baik antar sesama dan ada juga pemimpin non muslim yang tidak pernah berbuat korupsi. Apakah mereka semua adalah orang-orang yang sudah baik ???
Dalam
pandangan Islam orang yang baik adalah orang yang paling bertakwa sebagaimana
dalam firman Nya Surat Al Hujurat ayat 13 yang artinya “Sesungguhnya orang
yang baik di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa”.
Dengan
demikian contoh realita karakter yang ada pada diri non muslim itu tidak
menjadikan mereka orang baik tapi tetap menjadi orang buruk karena mereka tidak
tepat menempatkan hak dan kewajiban. Hak seorang hamba adalah beribadah hanya
kepada Allah, karena non muslim tidak menyembah Allah maka mereka telah buruk
meski berbuat baik melebihi orang Islam. Cara pandang seperti ini berimplikasi
adanya konsep pendidikan Adab. Pendidikan Adab pada intinya pengenalan
dan pengakuan atas realitas sesuai dengan harkat dan martabat berdasarkan
tabiat alam. Pengenalan artinya ilmu, pengakuan artinya amal dan tabiat alam
adalah Islam, jadi pendidikan Adab adalah proses memahami segalanya sesuai
islam dan mengamalkannya dengan baik. Segala hal yang dipelajari harus ditinjau
dari kacamata islam agar amalan yang dikerjakan menjadi nilai yang besar di
mata Allah.
Jelas
sudah bahwa nilai-nilai pendidikan karakter itu bersumber dari Islam. Seorang
pendidik harus mampu menginternalisasikan akhlak Nabi Muhammad sebagai pendidik
terbaik dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan mempermudah mereka untuk
mencetak generasi emas di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar