Mei 03, 2016

SEJARAH KA`BAH IV : MASA NABI MUHAMMAD

Nabi Muhammad telah berusia 35 tahun. Pada saat itu Nabi Muhammad menjadi saksi sejarah perbaikan Ka`bah. Orang-orang Quraisy merasa miris melihat kondisi Ka`bah yang memprihatinkan, Ka`bah memiliki tinggi 9 hasta atau sekitar 7 meter sehingga menyebabkan pencuri dapat masuk ke dalamnya dengan mudah, Mekah telah terjadi banjir berkali-kali menyebabkan beberapa sudut Ka`bah mengalami kerusakan dan adanya ular yang ada di dalam Ka`bah sebagaimana riwayat  Ibnu Hisyam bahwa faktor lain yang memaksa Quraisy membangun Ka`bah adalah kisah bahwa seekor ular keluar dari sebuah lubang di bawah Ka`bah tempat mereka  meletakkan sesajian setiap hari. Ular tersebut mendekati tembok Ka`bah (Ibnu Hisyam, As Sirah An Nabawiyah, Jil. I, Hlm. 205).

Orang-orang Quraisy mulai melakukan pemugaran terhadap Ka`bah setelah mereka melakukan perundingan. Orang pertama yang memulia pemugaran tersebut adalah `Aidz bin Marwan bin Makhzum. Abu Wahab berkata kepada Quraisy, “ Hai orang-orang Quraisy, untuk membangun Ka`bah ini kalian jangan menggunakan dana kecuali halal. Tidak boleh dari uang hasil pelacuran, uang dari transaksi riba, dan uang yang diambil dari manusia dengan cara yang tidak adil Ibnu Hisyam, As Sirah An Nabawiyah, Jil. I, Hlm. 206). Ka`bah yang direnovasi harus diruntuhkan terlebih dahulu agar hasilnya bagus. Pada mulanya orang Quraisy tidak berani meruntuhkan seluruh Ka`bah. Al Walid bin Al Mughirah berkata kepada kaum Quraisy,” Aku yang akan memulai meruntuhkannya,” Dia kemudian mulai menghancurkan Ka`bah. Masyarakat menunggu 1 malam akibat yang diterima Al Walid setelah membongkar Ka`bah untuk perbaikan. Setelah mereka mengetahui Al Walid tidak terkena siksaan, maka mereka berani merobohkan Ka`bah. Pada saat kaum Quraisy akan merubah pondasi Ka`bah mereka mengalami kesusahan sehingga mereka memutuskan untuk tetap menjadikan pondasi Ka`bah yang telah dibuat Nabi Ibrahim sebagai dasar perenovasian.
Para pembesar Quraisy mulai berebut untuk meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya. Mereka ingin menjadi peletak batu mulia tersebut. Setelah berunding lama akhirnya merekamendapatkan keputusan bahwa yang menjadi hakim atas perkara penting ini adalah orang yang masuk Ka`bah dari Babus Shofa. Allah menunjukkan kebesaran Nya, orang yang masuk pintu tersebut adalah Nabi Muhammad. Peristiwa ini seakan Allah ingin membuktikkan bahwa apa yang dibawa Nabi Muhammad adalah benar dan diharapkan masyarakat menerima dakwah Nabi Muhammad ketika telah diangkat menjadi Rasul.

Nabi Muhammad memerintahkan kepada para pembesar untuk memegang kain yang telah disediakan. Nabi Muhammad sendiri yang meletakan Hajar Aswad pada kain tersebut dan beliau yang meletakkannya pada salah satu rukun Ka`bah. Kebijakan Nabi Muhammad diterima masyarakat Quraisy, sehingga tidak terjadi peperangan di antara mereka. 
Pada tahun ke 8 H Nabi Muhammad dan para sahabat menuju ke kota Mekah untuk melakukan fathu Mekah. Peristiwa ini menjadi awal pembersihan Mekah dari segala bentuk kesyirikan. Para sahabat menghancurkan seluruh berhala yang ada di Mekah dan sekitarnya. Banyak penduduk Mekah yang memeluk agama Islam. Keindahan Islam terlihat jelas pada saat itu, para pembesar Quraisy yang dulu menyiksa para sahabat dengan sangat, tidak mendapatkan balas dendam tetapi diberi kesempatan untuk bertaubat dan bergabung dengan barisan kaum muslimin. 

Tidak ada komentar: