Mei 03, 2016

SEJARAH KA`BAH III : DALAM KEKUASAAN QURAISY

Suku Khuza`ah telah menguasai Ka`bah selama lebih dari 5 abad. Kekuasaan Ka`bah dilanjutkan oleh orang Quraiys. Qushay bin Kilab telah mengumpulkan seluruh kabilah Mekah di sekitar Ka`bah dan menyatukan mereka sehingga dapat mengalahkan Khuza`ah. Qushay adalah keturunan Kinanah dan termasuk suku Quraisy. Nasab suku ini sampai kepada `Adnan hingga Nabi Ismail as. Sebagaimana hadis Nabi yang artinya,” Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih Quraisy dari Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilihku dari Bani Hasyim, aku adalah yang terbaik dari yang terbaik.”

Ka`bah selama berada di bawah kekuasaan Quraisy mengalami banyak perubahan. Orang Quraisy merupakan pertama kali yang membuat bangunan di sekitar Ka`bah. Mereka mendirikan Darun Nadwah yang menjadi tempat berkumpulnya para pembesar Quraisy. Para pemuka Quraisy membahas kelangsungan Ka`bah dan berbagai urusan yang menjadi tanggung jawab penduduk Mekah. Selain itu mereka juga membagi tugas-tugas penting di antaranya: 1) As Sadanah atau al hijabah, bertuas mengurus Ka`bah, 2) As Siqayah, bertuas menyediakan air bagi jama`ah haji, 3) Ar Rifadah, bertugas menyiapkan makanan untuk jama`ah haji, 4) Ar Rayah, bertugas mengibarkan panji perang, 5) Al Qiyadah, bertugas memegang komando dalam perang atau khafilah dagang, 6) Al Asynaf, bertugas mengawasi harta-harta benda, 7) Al Qubbah, memegang tanggung jawab ataas keperluan perang, 8) Al `Ainnah, bertugas memegang tanggung jawab atas hewan tunggangan pada saat perang, 9) An Nadwah, bertugas mengurus tempat musyawarah dan tempat berkumpul para pembesar Quraisy, 10) Al Masyurah, bertugas memberi nasehat dalam masalah-masalah penting, 11) As Shafarah, bertugas menjadi duta untuk melakukan perundingan, 12) Al Asyar, bertugas mengurus patung-patung pilihan, 13) Al Hukumah, bertugas melerai dan mendamaikan orang-orang yang bertikai, 14) Al Amwal Al Muhajjarah, bertugas menjaga harta benda yang dipersembahkan untuk tuhan-tuhan mereka, 15) Al `Imarah, bertugas melarang suara bising dan keributan di sekitar Ka`bah ( Ibnu `Abdi Rabbih dalam Ali Husni, Sejarah Ka`bah, Hlm. 83).
Berhala-berhala yang telah ada di Mekah dan sekitarnya yang menjadi buah tangan penguasa Ka`bah sebelum kaum Quraisy masih tersebar. Di antaranya, berhala Uzza dan Hubal yang terletak di Mekah, berhala Mannat yang terletak di Madinah, berhala Latta yang terletak di Thaif. Atas inisiatif pembesar Quraisy seluruh berhala yang tersebar tersebut dikumpulkan di Mekah. Setelah kebijakan tersebut diberlakukan, para pembesar Quraisy mendapatkan keutamaan. a) Mekah menjadi pusat peribadatan masa jahiliyah, 2) Mekah berada di tempat yang cukup strategis dan adanya kebijakan untuk mengumpulkan seluruh berhala tersebut, para pengunjung Mekah semakin bertambah banyak sehingga tingkat perekonomian penduduk jazirah Arab bertambah baik.
Tahun 570 M ada upaya Raja Yaman yang bernama Abrahah ingin menghancurkan Ka`bah. Atas izin Allah mereka gagal untuk mewujudkan niat buruk tersebut. Sebelum Raja Abrahah dan pasukannya menyerang Ka`bah, mereka dilempari batu panas oleh burung yang dikirim Allah. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Ka`bah selalu dalam perlindungan pemilikinya (Allah).  
Puncak kemajuan Mekah dapat terlihat pada saat yang berkuasa Abdul Muthalib. Kemajuan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, a) terjalin hubungan yang baik dengan Raja Persia dan Romawi sehingga memudahkan untuk memperlancar dagang kaum Quraisy, b) adanya persatuan antar kabilah sehingga perekonomian mereka berjalan dengan lancar, c) sistem administrasi yang baik dengan adanya aggaran dasar dan rencana belanja Mekah.
Kebijakan yang dibuat Abdul Muthalib mendapatkan respon yang baik dari penduduk Mekah. Masyarakat sangat menghormati Abdul Muthalib sebagai pemimpin mereka. Kewibaan Abdul Muthalib semakin kuat di tengah masyarakat ketika dia telah menemukan air zam-zam.

Suatu hari Abdul Muthalib bermimpi ditemui seseorang. Beliau menuturkan tetang mimpi yang dialami,” Ketika aku sedang tidur di Hijir Ismail, aku mendengar suara, “galilah thayibah!,” ” Apa itu Thayyibah ?,”. Tapi orang itu pergi. Dan besoknya, ketika aku tidur, aku kembali mendengar suara yang sama, “ Galilah Birrah!,” !,” ” Apa itu Birrah ?,”. Tapi orang itu pergi. Dan besoknya, ketika aku tidur, aku kembali mendengar suara yang sama,” Galilah Al Madhnunah!,” Apa itu Birrah ?,”. Tapi orang itu pergi. Dan besoknya, ketika aku tidur, aku kembali mendengar suara yang sama, Galilah Zam-zam!,” ” Apa itu zam-zam?,” “ Air yang tidak kering dan tidak meluap, dengannya engkau bisa memberi minum para jama`ah haji. Letaknya di bawah timbunan kotoran binatang dan darah. Ada di paruh gagak yang tuli, di sarang semut ( Ibnu Hisyam dalam Ali Husni, Hlm.130).  Abdul Muthalib dan anaknya Al Haris berhasil menemukan air zam-zam dan penduduk Quraisy merasakan senang atas prestasi yang diraih pemimpin mereka. Dengan adanya air zam-zam memudahkan pembesar Quraisy untuk memberi minuman kepada para jama`ah haji yang mengunjungi Ka`bah. 

Tidak ada komentar: