November 20, 2015

DI KAMPUNG BANI SA`AD


Merupakan tradisi orang – orang Arab zaman dahulu mereka menitipkan bayi mereka kepada penduduk desa agar bayi mereka tersebut tidak tertular penyakit dan memiliki bahasa dan sikap yang baik pula. Begitu pula yang diinginkan Abdul Muthalib beliau mencarikan ibu susu bagi Nabi Muhammad.
Seorang dari Bani Sa`ad bin Bakar yang bernama Halimah binti Abu Dzu`aib dengan didampingi suaminya bernama Al Harits bin Abdul Uzza yang berjulukan Abu Kabsyah dari kabilah yang sama datang ke Mekah mencari bayi untuk disusui. Pada awalnya Halimah menolak tawaran untuk menyusui Nabi Muhammad tetapi pada akhirnya menerimanya.
Halimah datang pada musim paceklik ke Mekkah untuk mencari bayi yang akan disusuinya dengan mengendarai keledai betina berwarna putih dan seekor onta yang sudah tua dan tidak bisa diambil air susunya. Pada setiap rombongan yang ditawari bayi Nabi Muhammad mereka menolaknya karena bayi tersebut yatim dan mereka mengharapkan imbalan yang besar. Setelah Halimah berputar di Mekah dan tidak menemukan bayi dia merasa malu kepada rombongannya sehingga dia menghampiri rumah Nabi Muhammad dan membawa bayi Nabi Muhammad di bawa ke Bani Sa`ad dan berharap mendapatkan keberhakan setelah membawa bayi tersebut.
Ada beberapa kejadian yang menakjubkan bagi Halimah dan keluarganya yang merupakan keberkahan karena telah membawa Nabi Muhammad di antaranya: 1) Halimah dapat memberikan asi kepada Nabi Muhammad dan anak kandungnya sendiri yang sebelumnya tidak memiliki asi, 2) air susu onta miliki Halimah menjadi isi dan dapat diperas, 3) Keledai Halimah menjadi kuat yang sebelumnya lemas dan tidak dapat berjalan dengan lincah, 4) Tanah milik Halimah menjadi subur dan domba –domba menjadi dapat diperas susunya. Setelah beberapa bulan di kampung Bani Sa`ad sudah waktunya Nabi Muhammad dikembalikan kepada ibunya, pada saat sampai di Mekah Halimah berharap kepada ibu Nabi Muhammad untuk memberikan izin kepadanya untuk dapat membawa Nabi Muhammad lagi karena telah membawa keberkahan dan agar bayinya terjaga dari penyakit. Akhirnya Nabi Muhammad tinggal di kampung Bani Sa`ad 4 atau 5 tahun[1] sampai terjadi peristiwa sya`qus sadr yaitu pembelahan dada beliau.

Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah didatangi Malaikat Jibril, yang saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya. Malaikat Jibril memegang beliau dan menelantangkannya, lalu membelah dada dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata, “Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.” Lalu Malaikat Jibril mencucinya di sebuah baskom dari emas dengan menggunakan air zamzam, kemudian menata dan memasukkannya ke tempatnya semula. Anak – anak kecil lainnya berlarian mencari ibu susunya dan berkata, “Muhammad telah dibunuh!” Mereka datang menghampiri beliau yang wajahnya semakin berseri.[2]
Setelah peristiwa tersebut Halimah mengembalikan Nabi Muhammad kepada ibunya dan beliau hidup bersama ibunya Aminah selama 6 tahun.[3] Suatu hari Aminah ingin berziarah ke makam Abdullah, maka Aminah mengajak Nabi Muhammad untuk berkunjung ke makam tersebut di Madinah tetapi di tengah perjalanan pulang ibu beliau sakit dan meninggal dunia serta jenazahnya dimakamkan di Abwa`.[4]



[1] Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Ar Rahiq Al Makhtum.2011. Jakarta :Ummul Qura. Hlm. 113
[2] Shahih Muslim, bab Al Isra` I/92
[3] Talqihu Fuhumi Ahli Atsar, hlm. 7
[4] Ibnu Hisyam, I/168 dalam Shafiyyurahman. Hlm. 114

Tidak ada komentar: