Merupakan
tradisi orang – orang Arab zaman dahulu mereka menitipkan bayi mereka kepada
penduduk desa agar bayi mereka tersebut tidak tertular penyakit dan memiliki
bahasa dan sikap yang baik pula. Begitu pula yang diinginkan Abdul Muthalib
beliau mencarikan ibu susu bagi Nabi Muhammad.
Seorang dari Bani Sa`ad bin Bakar yang bernama Halimah binti Abu Dzu`aib dengan didampingi suaminya bernama Al Harits bin Abdul Uzza yang berjulukan Abu Kabsyah dari kabilah yang sama datang ke Mekah mencari bayi untuk disusui. Pada awalnya Halimah menolak tawaran untuk menyusui Nabi Muhammad tetapi pada akhirnya menerimanya.
Seorang dari Bani Sa`ad bin Bakar yang bernama Halimah binti Abu Dzu`aib dengan didampingi suaminya bernama Al Harits bin Abdul Uzza yang berjulukan Abu Kabsyah dari kabilah yang sama datang ke Mekah mencari bayi untuk disusui. Pada awalnya Halimah menolak tawaran untuk menyusui Nabi Muhammad tetapi pada akhirnya menerimanya.
Halimah
datang pada musim paceklik ke Mekkah untuk mencari bayi yang akan disusuinya
dengan mengendarai keledai betina berwarna putih dan seekor onta yang sudah tua
dan tidak bisa diambil air susunya. Pada setiap rombongan yang ditawari bayi
Nabi Muhammad mereka menolaknya karena bayi tersebut yatim dan mereka
mengharapkan imbalan yang besar. Setelah Halimah berputar di Mekah dan tidak
menemukan bayi dia merasa malu kepada rombongannya sehingga dia menghampiri
rumah Nabi Muhammad dan membawa bayi Nabi Muhammad di bawa ke Bani Sa`ad dan
berharap mendapatkan keberhakan setelah membawa bayi tersebut.
Ada
beberapa kejadian yang menakjubkan bagi Halimah dan keluarganya yang merupakan
keberkahan karena telah membawa Nabi Muhammad di antaranya: 1) Halimah dapat
memberikan asi kepada Nabi Muhammad dan anak kandungnya sendiri yang sebelumnya
tidak memiliki asi, 2) air susu onta miliki Halimah menjadi isi dan dapat
diperas, 3) Keledai Halimah menjadi kuat yang sebelumnya lemas dan tidak dapat
berjalan dengan lincah, 4) Tanah milik Halimah menjadi subur dan domba –domba
menjadi dapat diperas susunya. Setelah beberapa bulan di kampung Bani Sa`ad
sudah waktunya Nabi Muhammad dikembalikan kepada ibunya, pada saat sampai di
Mekah Halimah berharap kepada ibu Nabi Muhammad untuk memberikan izin kepadanya
untuk dapat membawa Nabi Muhammad lagi karena telah membawa keberkahan dan agar
bayinya terjaga dari penyakit. Akhirnya Nabi Muhammad tinggal di kampung Bani
Sa`ad 4 atau 5 tahun[1]
sampai terjadi peristiwa sya`qus sadr yaitu pembelahan dada beliau.
Imam
Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah didatangi Malaikat Jibril, yang
saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya.
Malaikat Jibril memegang beliau dan menelantangkannya, lalu membelah dada dan
mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau,
seraya berkata, “Ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.” Lalu Malaikat
Jibril mencucinya di sebuah baskom dari emas dengan menggunakan air zamzam,
kemudian menata dan memasukkannya ke tempatnya semula. Anak – anak kecil
lainnya berlarian mencari ibu susunya dan berkata, “Muhammad telah dibunuh!”
Mereka datang menghampiri beliau yang wajahnya semakin berseri.[2]
Setelah
peristiwa tersebut Halimah mengembalikan Nabi Muhammad kepada ibunya dan beliau
hidup bersama ibunya Aminah selama 6 tahun.[3]
Suatu hari Aminah ingin berziarah ke makam Abdullah, maka Aminah mengajak Nabi
Muhammad untuk berkunjung ke makam tersebut di Madinah tetapi di tengah
perjalanan pulang ibu beliau sakit dan meninggal dunia serta jenazahnya
dimakamkan di Abwa`.[4]

Tidak ada komentar:
Posting Komentar