Desember 30, 2015

KRITIK DONGENG: METODE KISAH SOLUSI TERBAIK UNTUK MENGHIBUR ANAK



Bismillahir rahmanir rahim. Segala puji bagi Allah Sang Pemberi hidayah kepada manusia yang dikehendaki. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat dan pengikut beliau sampai akhir zaman.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap setiap manusia dengan sistem yang terorganisir untuk melakukan serangkaian kegiatan agar menjadi manusia sempurna ( Insan Kamil). Komponen yang ada dalam pendidikan adalah guru, siswa, materi, metode dan evaluasi kegiatan pembelajaran.
Pendidikan dalam pandangan Islam memiliki prinsip jujur. Seluruh materi pelajaran yang diajarkan disampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan realitas. Sehingga seluruh siswa mendapatkan ilmu yang baik. Rasulullah telah mengajarkan kepada umat beliau untuk selalu berkata jujur sebagaimana sabda beliau:
A’laikum bishshidqi, fainnashshidqa yahdi ilalbirri, walbirru yahdii ilaljannati. wamaa yajjaalul ‘abdu yashduqu wayataharra ashshidqa hatta yuktaba i’ndallahi shiddiiqaa, waiyyaakum walkadziba, fainnal kadziba yahhdii ilalfujuuri, walfujuuru yahhdi ilannaari, walaa yajjaalul ‘abdu yakdzibu wayataharral kadziba hatta yuktaba i’ndallahi kadzdzaabaa.”
“Hendaklah kamu berkata benar, karena berkata benar itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke syurga. Demikian bilamana senantiasa seseorang membiasakan berkata benar dan cenderung kepada berkata benar, akhirnya orang itu dicatat di sisi Allah sebagai orang yang selalu benar. Dan jauhilah berkata dusta, karena dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu membawa ke neraka. Demikianlah bilamana seseorang membiasakan berdusta, dan selalu cenderung berdusta, akhirnya ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat pendusta.”(HR Bukhari-Muslim)

Kejujuran yang telah membudaya di lembaga pendidikan dapat membawa keberkahan dan dapat mengantarkan para pelakunya ke dalam syurga di Akherat. Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab guru untuk menanamkan sifat jujur pada siswanya dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar sekolah dan menjadi teladan bagi mereka.
Dewasa ini metode dongeng dalam dunia pendidikan semakin menjamur. Anak-anak terlihat asyik mendengarkan berbagai judul dongeng yang disampaikan para pendongeng. Berbagai kegiatan yang berbau dongeng menjadi kerumunan anak-anak. Mereka berharap dapat tertawa dan mendapatkan berbagai cerita lucu dari sang pendongeng.
Menurut James Danandjaja dongeng adalah cerita pendek yang disampaikan secara lisan,  dimana dongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi(James Danandjaja, 2007: 83), menurut  Kamisa dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan . (Kamisa, 1997: 144), menurut Nurgiantoro dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal(Nurgiantoro, 2005:198). Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. ( KBBI, 2007 : 274). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar tejadi yang berisi tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk akal. Dengan demikian metode dongeng dalam pendidikan seharusnya tidak tepat digunakan dalam pendidikan islam karena segala yang disampikan adalah berbohong. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip pendidikan Islam yang mengedapankan kejujuran. Selain itu secara tidak langsung pendidik yang mengajar dengan metode dongeng telah memberikan contoh buruk kepada peserta didiknya.
Islam memberikan sebuah metode sebagai pengganti metode dongeng yaitu metode qishah. Menurut kamus Ibn Manzur (1200 h), qishah berasal dari kata qoshsha-yaqushshu-qishshatan, mengandung arti potongan berita yang diikuti dan pelacak jejak. Menurut Al-Razzi (1985:87) qishah merupakan penelusuran terhadap kejadian masa lalu. Guru menceritakan berbagai peristiwa yang telah terjadi kepada siswa agar mengambil ibrah ( pelajaran) yang terkandung di dalamnya. Secara umum metode ini disebut juga dengan metode kisah atau cerita. Dengan metode kisah para guru telah menerapkan prinsip kejujuran dalam pembelajaran sehingga menjadi teladan baik bagi siswanya.
Allah telah memberikan contoh penerapan metode kisah. Sebagaimana Dia menceritakan Nabi Muhammad saw yang terdapat di dalam surat Ad Dhuha ayat 6 sampai 8 yang artinya Bukankah dahulunya engkau seorang anak yatim piatu, lain Allah memberi perlindungan kepadamu?”, “Dan bukankah dahulunya Allah dapatimu dalam keadaan tiada pedoman, lalu Ia memberi hidayat kepadamu?”, ” Dan bukankah dahulunya Allah dapatimu miskin, lalu Ia memberi kekayaan kepadamu?.
Langkah-langkah mengunakan metode kisah yaitu sebagai berikut: 1) Langkah persiapan: guru mempersiapkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dari suatu mata pelajaran secara utuh, mengumpulkan penggalan-penggalan kisah qur`ani yang berhubungan dengan tema sub pokok bahasan, menyusun tokoh-tokoh dalam kisah tersebut untuk diingat dan dihafal murid, menyusun pertanyaan-pertanyaan. 2) Langkah pelaksanaan: Guru menyebutkan tema pokok pelajaran dan kisah qurani yang akan disajikan guna menarik perhatian dan konsentrasi murid, kisah-kisah qur`ani yang disajikan dianalogikan dengan pengalaman-pengalaman praktis murid dalam kehidupan sehari-hari, dalam penyampaian materinya gerakan badan, mimik muka harus turut mendukung pada penyampaian terutama pada penegasan inti pelajaran, materi pokok pelajaran disampaikan disaat klimaks dari suatu penggalan kisah. 3) Langkah evaluasi: guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun di rumah, guru menanyakan tokoh-tokoh dalam kisah yang telah disajikan, guru menegaskan kembali inti dari pokok pelajaran, Guru menugaskan untuk membaca dan membuka kembali kelengkapan kisah yang telah disajikan ( Syahidin 2009:106).
Langkah di atas hanya sekedar gambaran bagi para guru untuk mengimplementasikan metode kisah. Sehingga para pengajar dapat melakukan inovasi dalam prakteknya. Dengan demikian katakan “stop” pada dongeng. Waallahu a`lam..




Tidak ada komentar: