Bismillahir rahmanir rahim.
Segala puji bagi Allah Sang Pemberi hidayah kepada manusia yang dikehendaki.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga,
sahabat dan pengikut beliau sampai akhir zaman.
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh individu atau
kelompok terhadap setiap manusia dengan sistem yang terorganisir untuk
melakukan serangkaian kegiatan agar menjadi manusia
sempurna ( Insan Kamil). Komponen yang ada dalam pendidikan adalah guru, siswa,
materi, metode dan evaluasi kegiatan pembelajaran.
Pendidikan dalam pandangan Islam memiliki prinsip jujur. Seluruh
materi pelajaran yang diajarkan disampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan
realitas. Sehingga seluruh siswa mendapatkan
ilmu yang baik. Rasulullah telah mengajarkan kepada umat beliau untuk selalu
berkata jujur sebagaimana sabda beliau:
“A’laikum bishshidqi, fainnashshidqa yahdi ilalbirri, walbirru yahdii
ilaljannati. wamaa yajjaalul ‘abdu yashduqu wayataharra ashshidqa hatta yuktaba
i’ndallahi shiddiiqaa, waiyyaakum walkadziba, fainnal kadziba yahhdii
ilalfujuuri, walfujuuru yahhdi ilannaari, walaa yajjaalul ‘abdu yakdzibu
wayataharral kadziba hatta yuktaba i’ndallahi kadzdzaabaa.”
“Hendaklah kamu berkata benar, karena berkata
benar itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke syurga. Demikian
bilamana senantiasa seseorang membiasakan berkata benar dan cenderung kepada
berkata benar, akhirnya orang itu dicatat di sisi Allah sebagai orang yang
selalu benar. Dan
jauhilah berkata dusta, karena dusta itu membawa kepada kejahatan, dan
kejahatan itu membawa ke neraka. Demikianlah bilamana seseorang membiasakan berdusta,
dan selalu cenderung berdusta, akhirnya ia dicatat di sisi Allah sebagai
seorang yang sangat pendusta.”(HR Bukhari-Muslim)
Kejujuran yang telah membudaya di lembaga pendidikan dapat membawa
keberkahan dan dapat mengantarkan para pelakunya ke dalam syurga di Akherat.
Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab guru
untuk menanamkan sifat jujur pada siswanya
dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar sekolah dan menjadi teladan bagi
mereka.
Dewasa ini metode dongeng dalam dunia pendidikan semakin menjamur.
Anak-anak terlihat asyik mendengarkan berbagai judul dongeng yang disampaikan
para pendongeng. Berbagai kegiatan yang berbau dongeng menjadi kerumunan
anak-anak. Mereka berharap dapat tertawa dan mendapatkan berbagai cerita lucu dari
sang pendongeng.
Menurut James Danandjaja
dongeng adalah cerita pendek
yang disampaikan secara lisan, dimana dongeng adalah cerita prosa rakyat
yang dianggap tidak benar-benar terjadi(James Danandjaja, 2007: 83), menurut
Kamisa dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat
hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan . (Kamisa, 1997:
144), menurut Nurgiantoro dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi
dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal(Nurgiantoro, 2005:198). Pendapat
lain mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama
tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. ( KBBI, 2007 : 274). Dari
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar tejadi yang berisi
tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk akal. Dengan
demikian metode dongeng dalam pendidikan seharusnya tidak tepat digunakan dalam
pendidikan islam karena segala yang disampikan adalah berbohong. Hal ini tidak
sesuai dengan prinsip pendidikan Islam yang mengedapankan kejujuran. Selain itu
secara tidak langsung pendidik yang mengajar dengan metode dongeng telah
memberikan contoh buruk kepada peserta didiknya.
Islam
memberikan sebuah metode sebagai pengganti metode dongeng yaitu metode qishah.
Menurut kamus Ibn Manzur
(1200 h), qishah berasal dari kata qoshsha-yaqushshu-qishshatan,
mengandung arti potongan berita yang diikuti dan pelacak jejak. Menurut
Al-Razzi (1985:87) qishah merupakan penelusuran terhadap
kejadian masa lalu. Guru menceritakan
berbagai peristiwa yang telah terjadi kepada siswa
agar mengambil ibrah ( pelajaran) yang terkandung di dalamnya. Secara
umum metode ini disebut juga dengan metode kisah atau cerita. Dengan metode kisah
para guru telah
menerapkan prinsip kejujuran dalam pembelajaran sehingga menjadi teladan baik
bagi siswanya.
Allah telah
memberikan contoh penerapan metode kisah. Sebagaimana Dia menceritakan Nabi
Muhammad saw yang terdapat di dalam surat Ad Dhuha ayat 6 sampai 8 yang artinya
“Bukankah dahulunya engkau seorang
anak yatim piatu, lain Allah memberi perlindungan kepadamu?”, “Dan
bukankah dahulunya Allah dapatimu dalam keadaan tiada pedoman, lalu Ia memberi
hidayat kepadamu?”, ” Dan
bukankah dahulunya Allah dapatimu miskin, lalu Ia memberi kekayaan kepadamu?.”
Langkah-langkah
mengunakan metode kisah yaitu sebagai berikut: 1) Langkah persiapan: guru
mempersiapkan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dari suatu mata pelajaran
secara utuh, mengumpulkan penggalan-penggalan kisah qur`ani
yang berhubungan dengan tema sub pokok bahasan, menyusun tokoh-tokoh dalam
kisah tersebut untuk diingat dan dihafal murid, menyusun
pertanyaan-pertanyaan. 2) Langkah pelaksanaan: Guru menyebutkan tema pokok
pelajaran dan kisah qurani yang akan disajikan guna menarik perhatian dan
konsentrasi murid, kisah-kisah qur`ani yang
disajikan dianalogikan dengan pengalaman-pengalaman praktis murid dalam kehidupan
sehari-hari, dalam penyampaian materinya gerakan badan, mimik muka harus turut
mendukung pada penyampaian terutama pada penegasan inti pelajaran, materi
pokok pelajaran disampaikan disaat klimaks dari suatu penggalan kisah. 3) Langkah
evaluasi: guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun di rumah, guru
menanyakan tokoh-tokoh dalam kisah yang telah disajikan, guru
menegaskan kembali inti dari pokok pelajaran, Guru menugaskan untuk membaca dan
membuka kembali kelengkapan kisah yang telah disajikan (
Syahidin 2009:106).
Langkah di atas
hanya sekedar gambaran bagi para guru untuk
mengimplementasikan metode kisah. Sehingga para pengajar dapat melakukan inovasi dalam prakteknya. Dengan demikian katakan “stop” pada
dongeng. Waallahu a`lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar